Febri Nurahmi, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala (FISIP USK) berhasil meraih juara di ajang bergengsi bernama 3MT atau Three Minute Thesis Competition. Kompetisi ini diselenggarakan oleh La Trobe University, Melbourne, Australia. 3MT merupakan kompetisi untuk kalangan mahasiswa doktoral, di mana mereka diminta mempresentasikan disertasinya dalam waktu maksimal “tiga menit”. Itulah mengapa kompetisi ini diberi nama Three Minute Thesis.
Febri, yang tengah menempuh pendidikan doktoralnya di Departemen Politics, Media, and Philosophy di La Trobe University, Melbourne, Australia awalnya mengikuti 3MT competition di level fakultasnya, School of Humanities and Social Sciences. Tak disangka, di fakultasnya, ia berhasil menjadi juara pertama. Febri pun kemudian mewakili fakultasnya untuk berkompetisi dengan sembilan juara dari fakultas lain di La Trobe University. Pada 1 September 2020, ia mempresentasikan kajian disertasinya dengan judul Learning Sharia from Inside. Febri kemudian berhasil meraih juara dua untuk tingkat universitas, dan mendapatkan hadiah sebesar AUD 2000. Febri merupakan orang Aceh pertama yang berhasil menjadi juara 3MT di level universitas di Australia.
“Saya selalu berusaha yang terbaik. Asalkan kita sudah berusaha maksimal dan berdoa, pasti akan ada hasil yang terbaik untuk kita. Bagi saya menang adalah bonus”, ungkap Febri.
Dalam presentasi 3 menitnya, Febri membahas bagaimana bias media barat dalam pemberitaan syariat Islam di Aceh. Ia menunjukkan kepada audiens yang notabene adalah orang barat dan non muslim bahwa media barat mengidentikkan syariat Islam di Aceh dengan cambuk, sehingga memberikan kesan yang negatif terhadap syariat Islam. Ia kemudian menjelaskan definisi syariat dalam Islam. Ia juga membahas perbedaan pemberitaan media Aceh tentang syariat dan bagaimana syariat Islam bagi masyarakat. Di akhir presentasinya, ia menyarankan media untuk mengambil narasumber dari dalam untuk memahami syariat Islam secara utuh. Ia juga menekankan bahwa untuk memahami syariat Islam secara utuh haruslah dari kacamata orang yang hidup dengan syariat itu sendiri. Febri berharap dengan partisipasinya di 3MT, ia bisa membantu melawan stigma negatif terhadap syariat Islam dan Aceh di Australia.
Di sisi lain, Febri merasa berpartisipasi dalam 3MT membantu dirinya mengembangkan kemampuan riset dan presentasi. Meskipun terlihat mudah, namun ternyata meringkas tesis menjadi bahan untuk dibicarakan dalam tiga menit tidaklah sesederhana itu.
“Meringkas tesis dalam 3 menit tidak mudah, tapi hal itu membantu saya untuk memiliki pemikiran yang lebih terstruktur terkait riset yang saya lakukan dan membantu saya dalam memperbaiki penulisan disertasi saya”, kata Febri.
Untuk diketahui, 3MT merupakan kompetisi yang diinisiasi oleh The University of Queensland Australia. 3MT sudah diselenggarakan oleh The University of Queensland sejak tahun 2008. Universitas ini juga sekaligus telah memegang merek dagang terdaftar atas penggunaan logo dan merek Three Minute Thesis (3MT®). 3MT merupakan kompetisi yang paling bergengsi di Australia. Seleksi dari kompetisi ini dimulai dari level fakultas, baru kemudian diperlombakan di level universitas. Masing-masing juara di level universitas akan menjadi perwakilan universitas untuk bertanding di 3MT Asia Pasifik yang melibatkan universitas-universitas di Australia, New Zealand, Asia Tenggara, dan Asia Utara.
Febri juga menambahkan, beberapa universitas di Indonesia sudah mulai menyelenggarakan kompetisi sejenis 3MT ini di kalangan mahasiswanya. Menurut Febri, 3MT competition ini juga sangat memungkinkan untuk diaplikasikan di Universitas Syiah Kuala. Kompetisi ini akan sangat membantu mahasiswa USK dalam merumuskan dan mengkomunikasikan riset yang mereka lakukan. Jika bisa diterapkan di USK, Febri yakin kompetisi ini dapat memperkuat budaya akademik di USK dengan melibatkan berbagai bidang ilmu dalam satu kompetisi.
Febri yang saat ini berada di masa akhir perkuliahan berharap bisa secepat mungkin menuntaskan studinya dengan baik, agar dapat segera kembali dan mengabdi untuk Universitas Syiah Kuala.
“Hal pertama yang ingin saya lakukan adalah meningkatkan akreditasi Jurnal Komunikasi Global (JKG) yang sudah 5 tahun saya kelola, dan saat ini berada di posisi Sinta 3”, kata Febri.
Febri merupakan salah satu dosen USK yang aktif dalam bidang riset. Ia telah banyak melakukan kajian terkait pemberitaan media, efek media, dan literasi media. Saat ini Febri berfokus pada kajian media, Islam, dan budaya. Kehandalannya di bidang ini berhasil membuatnya menjadi reviewer di sejumlah jurnal nasional terakreditasi SINTA dan jurnal terindeks Scopus
Berita Lainnya