
Pengelolaan sampah masih menjadi bagian dari persoalan penting masyarakat. Baik sampah rumah tangga maupun industri. Melihat hal ini, tim mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala menghadirkan sebuah aplikasi yang diberi nama E-Tikbroh.yak, sebuah aplikasi bank sampah keliling digital. E-Tikbroh.yak diciptakan untuk membantu masyarakat untuk mengambil sampah rumah tangga mereka, dan menjualnya dengan mudah tanpa harus keluar rumah.
Aplikasi inovatif ini berhasil memenangkan hibah dari Pertamina Foundation, dalam skema FPmuda. PFmuda merupakan kompetisi dari Pertamina Foundation yang menjadi wadah kreativitas prakarsa anak muda dalam menuntaskan isu-isu sosial. Program ini berusaha menemukan young leader, yang memiliki kepekaan sosial dan lingkungan dengan gebrakan yang solutif dan inovatif.
Kelompok ini terdiri lima mahasiswa Ilmu Komunikasi, yang diketuai oleh Muhammad Iqbal, Sementara anggota dari tim ini adalah Siti Manzilla Amalia, Gebrina Rizki Maulida, Norazita, Magrfurrahmah, Farah Nazila, dan rahmat risqi ramli. Project inovatif ini dibimbing oleh Rizanna Rosemarry, M.SI, MHC, phD., dosen Ilmu Komunikasi, yang secara fokus menekuni bidang komunikasi kesehatan.
Iqbal dan timnya mengikuti FPmuda dalam sub skema projek sosial. Karena, tujuan dari projek ini adalah untuk menjaga lingkungan, dan sebagai sarana edukasi dalam.pengelolaan sampah. Proposal yang diajukan oleh tim mahasiswa Ilmu Komunikasi adalah E-Tikbroh.Yak : Aplikasi jemput antar sampah rumah tangga. Aplikasi ini dilatarbelakngi oleh fakta bahwa volume sampah di Banda Aceh mencapai 650 juta ton per harinya dengan kategori sampah rumah tangga yang paling tinggi.
Menangani hal tersebut, pemerintah kota Banda telah menyediakan jasa retribusi sampah yang dilakukan oleh pihak DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan). Akan tetapi jasa retribusi DLHK ini pada praktiknya belum bekerja secara optimal. Sampah yang diambil tidak dipilah, dan lalu hanya ditumpuk tanpa pengolahan lanjutan. Selain itu, penjemputan sampah juga tidak menjangkau seluruh kalangan masyarakat, terutama mahasiswa.
Bahayanya, mahasiswa justru memilih cara yang praktis ketika membersihkan sampah diperkarangan kostnya dengan cara membakar sampah. Padahal proses pembarakaran tersebut dilarang oleh qanun Aceh No. 1 tahun 2017 tentang pengelolaan sampah, mengingat proses pembakaran tersebut berdampak pada perubahan iklim.
Dalam celah inilah E-Tibroh. Yak hadir, sebagai jasa antar-jemput sampah, sekaligus sarana edukasi pengelolaan sampah, terutama dalam proses pemilahan dan kebermanafaatan sampah.
“Untuk saat ini, E-Tikbroh.yak hanya akan menjemput sampah pada target konsumen (mahasiswa rantau yang tinggal di seputar kampus Darussalam, yang sebelumnya sudah kami data”, kata Iqbal.
Keuntungan bagi mereka, tim E-Tikbroh.yak akan membayar sampah mereka sesuai dengan kategorinya. Untuh sampah organik dibeli dengan harga 4 ribu per kg dan anorganik 3 ribu per kg. Kemudian sampah yang telah diangkut, akan dijualkan kepada mitra sebagai bahan baku.
“Saat ini kami sudah memiliki sejumlah mitra, seperti kelompok ibu-ibu pengrajin seni di AdT Reuse Product, Meuraxa; industri kompos rumahan, dan maggot,” kata Siti salah satu angota tim.
Project yang diajukan pada pihak PFmuda ini ialah menitikberatkan pada pengembangan maintennace aplikasi. Sebelumnya project ini telah kami ikut sertakan pada kompetisi PIPM USK (2021) , namun dana yang kurang memadai membuat aplikasi ini tidak berjalan optimal.
“Meski begitu projek yang kami ajukan pada pihak PFmuda ini adalah real dan orisinil dengan adanya inovasi kegiatan berupa pengembangan aplikasi, sosialisasi dan promosi aplikasi pada mitra dan target konsumen, serta pihak kampus sebagai upaya pergerakan go green campus”, tutup Siti.
Rizanna, dosen pembimbing tim mengatakan aplikasi E-Tikbroh.yak ini bisa menjadi gerakan awal bagi generasi muda Aceh untuk sadar dan peka dengan kondisi lingkungan. Bahkan hanya dengan mengelola “sampah” dengan baik, mereka bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan dan bagi sekelompok orang yang menjadikan sampah sebagai ladang rezekinya.
“Saya berharap, mahasiswa kita bisa serius menggalakkan projek sosial ini. Dan semoga E-Tikbroh.yak bisa dijalankan secara berkelanjutan, hingga nantinya bisa mencapai ruang lingkup yang lebih besar”, tutup Rizanna.
Berita Lainnya