Masalah lingkungan yang tercemar oleh sampah merupakan masalah serius dengan dampak negatif yang luas pada manusia, hewan, dan ekosistem. Pengelolaan limbah sampah yang tidak efektif adalah masalah serius yang sering diabaikan. Berkaitan dengan itu, Manzil yang merupakan salah seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala merasa prihatin tentang kelestarian lingkungan. Dia percaya bahwa sampah yang saat ini sering menjadi penyebab pencemaran lingkungan, berpotensi untuk menjadi benda yang memiliki nilai ekonomis jika didaur ulang dengan benar. Oleh karena itu, ia berusaha menciptakan aplikasi antar jemput sampah untuk mengatasi masalah pencemaran dengan melakukan daur ulang sampah..
Awalnya, ide Manzil tidak mendapat dukungan dari ibunya, karena masyarakat di sekitarnya cenderung tak acuh terhadap pengelolaan sampah. Namun, Manzil menemukan dukungan dari seorang dosen bernama Rizanna Rosemary, yang sedang melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan kelompok pengrajin sampah di Banda Aceh. Ide Manzil cocok dengan kebutuhan para pengrajin sampah tersebut, dosen tersebut sangat mendukung penuh ide yang digagas oleh manzil. Disamping mendukung penuh, beliau juga bersedia untuk menjadi dosen pembimbing untuk Manzil menjalankan idenya.
Aplikasi ini dinamai e-tikbroh.yak, dengan “e” berasal dari elektronik, “tikbroh” dari bahasa Aceh yang berarti membuang sampah, dan “yak” adalah seruan yang mengajak orang untuk bergabung. Tujuan penamaan aplikasi tersebut menggunakan bahasa lokal ialah untuk membuat masyarakat lebih tertarik untuk menggunakan aplikasi ini. Selama perjalanannya, tim e-tikbroh.yak menghadapi berbagai hambatan, termasuk hambatan dari kampus awalnya yang tidak memiliki program bank sampah sehingga sulit untuk mengintegrasikan ide tersebut kedalam program yang ada.
Disamping itu hambatan juga sempat datang dari Dinas Perhubungan yang meminta untuk melakukan perencanaan ulang sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Kekhawatiran juga dirasakan oleh Manzil bersama timnya dikarenakan kehadiran aplikasi e-tikbroh.yak ini sedikit bersinggungan dengan pemulung yang mencari nafkah dengan mengumpulkan sampah untuk dijual. Meskipun sempat menghadapi hambatan hambatan tersebut, ditambah dengan keterbatasan pendanaan saat itu. Manzil bersama timnya berhasil mendapatkan dukungan pendanaan dari berbagai sumber.
Selain itu, tim e-tikbroh.yak juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Natural Aceh, Pegadaian, kamiKita, Bank Sampah USK, Penyandang Disabilitas dari Children and Youth Disabilities for Change (CYDC), dan perajin dari Gampong Alue Deah Teungoh. Tim e-tikbroh.yak juga melakukan kegiatan pendidikan dan penjemputan sampah di Desa Alue Naga sebagai langkah awal sebelum memperluas penggunaan aplikasi ke masyarakat luas. Ini telah mengubah kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah dan menjaga kebersihan. Dengan moto “Bumi Sehat Dompet Aman,” e-tikbroh.yak telah memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat setempat dengan mengubah cara mereka memandang sampah dan mengelolanya.
Oleh : Syuraih Al Qadhi
Comments are closed